Minggu, 06 Maret 2011

Ancaman ledakan penduduk terhadap kesejahteraan indonesi

Dunia mengalami ledakan penduduk, yang diperkirakan terus bertambah melampaui 9 miliar orang tahun 2050. Ini melebihi prediksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 7 miliar orang tahun 2012 (Media Indonesia.com/11/3/2010). Indonesia salah satu dari lima negara berkembang memberikan kontribusi pada pertambahan penduduk dunia (bkkbnonline/4/4/2009).

Ketakutan itu, khususnya Indonesia, dilukiskan sama bahayanya dengan terorisme. "Ancaman bom yang mengintai Indonesia saat ini bukan hanya datang dari kelompok teroris. Ada ancaman bom lain yang diam-diam mengintai dan tidak kalah gawat dampaknya dari ancaman kelompok teroris: Bom Kependudukan. Indonesia menghadapi ancaman itu dalam 5 tahun ke depan
Ledakan jumlah penduduk dipandang sebagai problem yang terkait langsung dengan penyediaan pangan. Adalah Robert Malthus, seorang Yahudi, mengemukakannya dengan Teori Malthus (1798), yang memprediksi dunia menghadapi ancaman karena ketidakmampuannya menyediakan pangan yang memadai bagi penduduknya. Peningkatan produksi pangan mengikuti pola deret hitung, sementara pertumbuhan penduduk mengikuti pola deret ukur. Manusia ke depannya akan mengalami ancaman kekurangan pangan. Itulah yang mengemuka pada Teori Malthus. Parahnya, kita telah "menelan" teori itu mentah-mentah. Benarkah prediksi itu? Akankah dunia mengalami kerawanan pangan?

Rakusnya Kapitalisme Sebagai Biang Kerok

Kemiskinan dan kelaparan dialami oleh 1,02 miliar penduduk dunia. Ia sesungguhnya bukan karena kekurangan pangan semata. Peningkatan jumlah penduduk yang kelaparan baru-baru ini bukan juga semata-mata dari konsekuensi dari rendahnya hasil panen. Tetapi lebih disebabkan oleh krisis ekonomi dunia yang telah menurunkan pendapatan dan meningkatkan jumlah pengangguran.

Jadi, kombinasi dari perlambatan ekonomi global dan harga pangan yang tinggi di sejumlah negara telah menyebabkan lebih dari seratus juta orang mengalami kelaparan kronis dan kemiskinan," kata Direktur Jenderal FAO Jacques Diouf (www.mediaIndonesia.com /29-Juni 2010 ).

Dunia tidak mengalami kekurangan pangan dan sumber daya alam. Pangan dan sumber daya alam masih lebih dari cukup untuk seluruh penduduk dunia. Faktanya: sebagian besar sumber daya tersebut sebenarnya habis dilahap Barat. ('Geopolitical Mythos' oleh Adnan Khan, penerbit khilafah.com). Barat telah mengkonsumsi 50% darisumber daya alam terpenting abad ke 21. Mereka hanya memproduksi kurang dari 2,5% saja. Kerakusan Barat ini jauh melampaui kebutuhan Cina dan India terhadap energi. AS misalnya, hanya memproduksi 8% minyak, namun mengkonsumsi 25% jumlah minyak dunia. Jumlah penduduk Barat sekitar 20% dari populasi dunia, namun menghabiskan 80% dari produksi pangan dunia.

Kerakusan ini merupakan karakteristik sistem ekonomi kapitalistik sebagaimana tersirat dalam buku "The Wealth of Nation"nya Adam Smith, sekaligus penyebab utama krisis pangan dan energi. Walhasil, dunia ini sebetulnya tidak atau belum mengalami ledakan populasi (over populated). Hanya Dunia Barat saja yang rakus.(www.jurnal-ekonomi.org /2/09/08).

Dalam perspektif Barat, negara maju dicirikan pada pola industrialis yang konsumtif tinggi, yang kebutuhannya selalu naik. Perkembangan teknik industri dan marketing semakin menaikkan berbagai kebutuhan yang artifisial selama bertahun-tahun.

Pentingnya konsumsi untuk mengkonsumsi digarisbawahi oleh Richard Robbins dalam bukunya "Global Problemand The Culture of Capitalism" (Masalah Global dan Budaya Kapitalisme). Bahkan beberapa hari setelah gedung WTC runtuh 11 September itu, para anggota kongres Amerika bertemu untuk merumuskan suatu pesan pada public:

"Kami harus memberi keyakinan pada masyarakat untuk kembali keluar dan bekerja, membeli barang, kembali berbelanja di toko-toko, bersiap menyambut thanks giving day, bersiap menyambut Natal."

Pernyataan para anggota kongres dan pejabat pemerintah telah mendorong penduduk untuk berbelanja dan bekerja adalah bukti akan pentingnya konsumsi sebagai mesin penggerak perekonomian masyarakat AS."(www.hizbut-tahrir.or.id/).

Usai Perang Dunia II, Departemen Perdagangan Amerika Serikat bertindak atas tekanan akibat dampak perang, mempromosikan pandangan bahwa rumah tangga yang lebih besar adalah dengan jumlah anak yang lebih banyak. Tujuannya untuk menaikkan penjualan barang produknya agar dibeli di dalam negeri. Dampak dari kebijakan tersebut kini menempatkan Amerika dengan 6% populasi dunia, mengkonsumsi 25% sumber daya dunia. Ini adalah kenyataan yang sangat kontradiktif dengan gembar-gembor oleh Amerika dalam kaitannya dengan "over"populasi.

Untuk memenuhi konsumsinya yang besar itu, AS mendorong ekspansi ekonomi dan akumulasi uang. Ekspansi oleh koorporasi perusahaan AS dimaksudkan untuk mendapat keuntungan dengan cara menjual sejumlah besar barang dan jasa. Barang-barang tersebut memerlukan sumber daya yang secara alamiah ditemukan di dalam perut bumi seperti minyak tanah, gas, emas, perak, uranium, dan barang galian lainnya. Faktor inilah yang mendorong pencarian barang-barang mineral tersebut di Dunia Ketiga. Terjadilah eksploitasi besar-besaran atas sumberdaya di Dunia Ketiga untuk memenuhi kebutuhan konsumsi AS dan Dunia Barat lainnya. Realitas inilah yang menjelaskan kenapa dunia kekurangan makanan dan terjadi kemiskinan global.

Kemajuan teknologi telah mendorong tumbuhnya industrialisasi. Teknologi dan industri digerakan oleh manusia, demikian juga hasil indutstri dikonsumsi oleh manusia. Fakta di atas seharusnya menunjukkan bahwa pertambahan jumlah manusia dipandang hal yang positif. Jumlah penduduk Inggris \raya (Setelah bersatu dengan Skotlandia tahun 1707) yang mencapai 6,5 juta jiwa. Seabad kemudian berlipat ganda menjadi 16 juta.

Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar dari laju pertumbuhan itu terjadi setelah tahun 1750, yang menjadikannya sebagai salah satu ledakan jumlah penduduk terbanyak dalam sejarah Inggris. Peningkatan ini menjadi poin sangat penting. Sebab, fenomena tersebut justru meningkatkan jumlah tenaga kerja dan konsumen bagi barang-barang hasil produksi industri.

China dan India telah membuktikan bahwa jumlah penduduk besar adalah hal yang positif. Meskipun menerapkan program pembatasan penduduk atas pengaruh Barat, China dan India tetap tidak mampu mengurangi laju pertumbuhan penduduknya. Kenyataannya, keduanya tetap bisa menjadi negara dengan laju perekonomian tercepat di dunia. Fakta ini tentu saja kontradiktif dengan pandangan Barat tentang kelebihan penduduk: semakin banyakjumlah penduduk, semakin banyak pula sumber daya yang dihabiskan.

Over Populasi adalah Potensi Kaum Muslimin

Perlu dicermati asumsi dampak pertumbuhan penduduk bahwa peningkatan jumlah penduduk tidak memiliki korelasi dengan segala derita yang dialami penduduk dunia. Yang ada adalah agenda politik tertentu yang mengopinikan dan mengalihkan isu pertambahan penduduk dengan krisis pangan dunia, untuk menutupi penyebab krisis yang sesungguhnya, yaitu gaya hidup konsumerisme yang sudah melampaui batas yang dilakukan Barat. Pengalihan isu ini dimaksudkan agar Barat bisa mempertahankan supremasinya atas Dunia Ketiga.

Isu kelebihan penduduk ini merupakan alat yang sangat berguna untuk menjelek-jelekkan negara-negara yang jumlah penduduknya bertambah. Pada saat yang sama isu ini digulirkan untuk melindungi negara-negara Barat yang jumlah penduduk yang terus bertambah dan untukmelindungi negara-negara tersebut dari potensi hilangnya pengaruh mereka dimasa yang akan datang.

Inilah yang terjadi dalam proses masuknya Turki ke Uni Eropa. Ketika bergabung dengan UE, jumlah penduduk Turki mencapai hampir 70 juta, membuat Turki layak diberi jumlah anggota parlemen terbanyak kedua dalam parlemen Uni Eropa. Selain itu, perkiraan demogafis menunjukkan Turki akan melampaui Jerman dalam hal jumlah kursi parlemen pada tahun 2020. Karena itulah keberadaan Turki memiliki banyak konsekuensi, baik langsung maupun sampingan bagi arah dan masa depan UE, termasuk isu menjengkelkan tentang rencana pemekaran Eropa dimasa yang akan datang. Isu ini dijadikan alasan oleh Valery Giscard d'Estaing dari Prancis untuk menentang masuknya Turki. D'Estaing mengatakan bahwa hal itu bisa memicu munculnya tuntutan serupa: (yaitu) masuknya Maroko ke Uni Eropa.

The Pew Forum on Religion and Public Life dalam laporannya menyodorkan data tentang jumlah Muslim dunia yang melonjak hampir 100 persen dalam beberapa tahun belakangan ini.

"Rata-rata di tiap negara bertambah dari semula 1 juta menjadi 1,8 juta penganut". Angka pastinya, menurut laporan itu, jumlah penganut Islam di seluruh dunia saat ini mencapai 1,57 miliar jiwa. "Kini, hampir satu dari empat penduduk dunia mempraktikkan ajaran Islam", tulis laporan dengan judul "Mapping the Global Muslim Population". Indonesia disebut-sebut dalam laporan itu merupakan negara dengan populusi Muslim terbesar di seluruh dunia, lebih kurang 203 juta atau 13 persen dari seluruh penduduk Muslim dunia.

Sebanyak 60 persen jumlah Muslim dunia tinggal di kawasan Asia, bukan di Timur Tengah, tempat asal ajaran agama ini. Eropa disebut sebagai negara yang pertumbuhan jumlah penduduk Muslimnya sangat cepat. Kini benua itu menjadi rumah bagi 38 juta Muslim, atau lima persen dari seluruh populasi. Jumlah penduduk Muslim di Jerman lebih kurang 4 juta orang, hampir sama dengan jumlah gabungan Muslim di Amerika Utara dan Selatan. Tahun 2050 jumlah penduduk muslim di Eropa kemungkinan mencapai 30%. Di Benua Amerika, sebanyak 4,6 juta Muslim tinggal di sana dan hampir separuh dari jumlah itu ada di Amerika Serikat. Sedang di Kanada jumlah Muslimnya mencapai 700 ribu jiwa, atau 2 persen dari seluruh populasi.

The Pew Forum on Religion and Public Life juga menyodorkan data yang cukup mencengangkan. Misalnya saja, jumlah penduduk Muslim di Jerman ternyata lebih banyak dari Lebanon, Muslim di Cina lebih banyak dari Suriah, dan Muslim di Russia lebih banyak dari gabungan jumlah Muslim di Yordania dan Libya.

Peniliti Pew Forum on Religion and Public Life sendiri kaget terhadap data yang mereka dapat. Brian Grim, peneliti senior di proyek tersebut sangat terkejut dengan perkembangan jumlah Muslim ini—ia mengatakannya langsung kepada CNN. "Jumlahnya melebihi apa yang saya perkirakan," ujarnya. "Ada negara yang kami perkirakan tak ada umat Muslimnya, ternyata jumlahnya sangat besar," ujar Alan Coopemann, associate director Pew Forum, seraya menyebutkan India, Russia, dan China. Menurut Coopermann, sementara orang berpikir bahwa populasi Muslim di Eropa lebih banyak imigran, itu hanya terjadi di Eropa bagian barat saja. "Sisanya di Russia, Albania, Kosovo, dan yang lainnya, adalah penduduk Asli. Lebih dari separuh Muslim di Eropa adalah penduduk asli." Coopermann juga mengatakan terkejut mendapatkan populasi Muslim di Afrika bagian gurun Sahara. Ada 240 juta Muslim di sana—dan itu artinya 15% dari jumlah keseluruhan Muslim di dunia.(www.hizbut-tahrir.or.id/11-11-2009)

Pandangan Islam terhadap Ledakan Populasi

Penduduk dengan jumlah besar merupakan sumber daya manusia (SDM) yang luar biasa dan aset berharga bagi suatu bangsa. Jika dibina hingga memiliki pemikiran yang menyeluruh, produktif, kreatif, inovatif; berperilaku baik dan secara fisik sehat, maka upaya menggapai kesejahteraan dalam hidupnya tentu bukan perkara yang sulit. Karena itu jumlah penduduk yang banyak dalam pandangan Islam bukanlah problem tapi bagian dari solusi. Dalam hal ini, solusi Islam atas masalah kependudukan didasarkan pada 3 (tiga) hal:

1. Potensi Rezeki

Rezeki itu berasal dari Allah SWT. Telah diperintahkan manusia untuk mencari pemenuhan kebutuhan hidupnya lewat cara-cara yang halal. Allah SWT telah menerangkan dengan sangat jelas bahwa Dialah yang memberikan rezeki atas seseorang yang menjadi penduduk di suatu negeri.

"Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu" .

"Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki" .

"Nafkahkanlah sebahagian darirezeki yang diberikan Allah kepadamu" .

"Sesungguhnya Allah memberirezeki kepada siapa yang dikehendakiNya" .

2. Pola Ikhtiar dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan

Harus ada ikhtiar manusia dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) hidupnya: sandang, pangan dan papan. Orang sehat, terutama lelaki berakal dan balig, diwajibkan bekerja sebagai salah satu ikhtiar menjemput rezeki Allah SWT yang telah disediakan untuk mereka. Cara ikhtiar yang dilakukan adalah hal yang diperhitungkan di Hari Pembalasan. Orang bekerja berdasarkan keyakinan bahwa ada sumber daya alam dan mineral di dunia dalam jumlah yang cukup bagi semua orang untuk hidup, karena Allah SWT telah menyediakannya untuk seluruh manusia.

"Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untukmu" .

"Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada dilangit dan bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan bathin" .

"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu"

Setiap penduduk wajib menjemput rezeki Allah SWt. Islam juga mendorong orang untuk membelanjakan yang halal dan melarang berlebih-lebihan dalam berbelanja.

"Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan" .

Pada saat yang sama, Allah SWTmemerintahkan untuk membelanjakan sesuatu hanya untuk barang-barang yang halal.

"Katakanlah: "Siapakahyang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkanNya untukhamba-hambaNya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?" .

Islam melarang bersikap kikir terhadap harta yang dimilikinya. Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

"Allah suka melihat tanda-tanda kemurahan yang diberikanNya pada hamba-hambaNya" (HR. At-Tirmidzi).

"Jika Allah memberimu harta, biarkan Dia melihat tanda-tanda karuniaNya padamu" (HR. Al-Hakim dari ayahnyaAbu-Ahwas).

Jika seseorang memiliki harta tetapi ia kikir ketika membelanjakan untuk dirinya sendiri, maka dia berdosa dalam pandangan Allah. Hal ini juga mencakup pada orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

3. Jaminan Negara Memenuhi Kebutuhan Pokok Warganya

Negara wajib memenuhi kebutuhan pokok penduduknya (sandang, pangan dan papan). Dalam hal ini, termasuk kebutuhan bidang pendidikan, kesehatan dan keamanan. Islam memerintahkan Khalifah menyediakan kebutuhan dasar penduduknya. Islam menganggap kemiskinan sebagai masalah siapapun di negara manapun dan pada generasi kapanpun. Kebutuhan dasar dalam Islam didefinisikan atas tiga hal, yakni makanan, pakaian dan tempat tinggal. Kemiskinan dalam pandangan Islam adalah tidak terpenuhinya kebutuhan dasar itu secara lengkap. Allah SWT berfirman:

"Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf" .

"Tempatkanlah mereka di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu"

Islam menjadikan pemenuhan dan penyediaan kebutuhan-kebutuhan dasar itu sebagai hak bagi orang yang tidak mampu memperolehnya. Khalifah akan mengembangkan proyek-proyek dan memberikan kontrak-kontrak kerja ekonomik untuk pemenuhan kebutuhan tiap individu. Khalifah juga memiliki kebijakan pertanian dengan memberikan sebidang tanah (gratis) untuk orang-orang yang tidak punya pekerjaan, untuk kemudian tanah itu dikelola dan kembangkan.

Penutup

Demikianlah Islam mengatur penduduk dan perekonomiannya. Sebagian besar perhatian Islam dicurahkan untuk memastikan adanya distribusi kekayaan yang merata. Islam mengakui adanya perbedaan dalam kemampuan dan kekuatan orang dan tidak menyerahkan seluruhnya pada hukum permintaan dan penawaran (supply dan demand).

Islam membolehkan intervensi negara dalam hal ekonomi untuk membawa keseimbangan pasar, agar terjadi keseimbangan peran penduduk yang tidak mampu dengan yang mampu dalam roda perekonomian negara.

"Supaya harta (yakni kekayaan negara) jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu" .

Ayat ini mengamanatkan pada Amir (kepala negara) untuk memastikan bahwa kekayaan janganlah hanya beredar di antara orang-orang kaya saja.

Islam juga membiayai kebutuhan dasar seluruh penduduknya dengan mendisain cara yang dianggap perlu dilakukan bagi penduduk. Ketiadaannya akan membuat orang akan mencarinya di mana saja. Ini adalah sesuatu yang dalam pemanfaatannya memerlukan eksplorasi (menggali potensi), untuk dijadikan barang-barang milik umum. Berdasarkan kegunaannya, maka asset tersebut harus dimiliki secara umum dan hasil yang dikeluarkannya pun harus diatur untuk keuntungan semua orang.

"Kaum muslim berserikat dalam 3 (tiga) hal: air, padang rumput (tanah) dan api (bahan bakar cair dan gas, sertapanas bumi)" (Al Hadits).

Walaupun hadist ini menyebutkan tiga hal, kita dapat melakukan qiyas (analogi) dan memperluas hal ini, meliputi semua keperluan masyarakat. Karena itu, sumber air, kayu bakar di hutan, padang rumput untuk hewan gembala, dan semacamnya, adalah harta milik umum sebagaimana juga mesjid, sekolah-sekolah negeri (tidak termasuk sekolah-sekolah swasta), rumah sakit, ladang-ladang minyak, pembangkit listrik, laut, danau, kanal untuk umum, teluk, selat, bendungan, dan sebagainya.

Selain harta milik umum, Islam juga menetapkan sejumlah aturan untuk memastikan terus beredarnya harta. Dalam beberapa hal, akan dikenakan pajak pada orang-orang yang menimbun harta. Secara keseluruhan, Islam memiliki seperangkat aturan yang membatasi penumpukan kekayaan serta menganjurkan pembelanjaan sambil memastikan distribusi kekayaan berjalan dengan baik.

Masalah ketidakseimbangan global yang dikampanyekan Barat sebagai dampak meningkatnya jumlah pendududuk di satu sisi dan berkurangnya sumber daya alam di sisi lain, sejatinya adalah dampak dari kebijakan negara-negara Barat yang konsumtif dan eksploitatif.

Khilafah Islamiyah memiliki catatan sejarah yang sangat baik sebagai pihak yang mampu menjaga urusan penduduknya dan memiliki sejumlah kebijakan yang mampu memastikan pemenuhan semua kebutuhan penduduknya.

Pertumbuhan penduduk bukan persoalan. Ia bahkan potensi yang justru semakin membawa dunia pada kemakmuran dan kesejahteraan global. Salah satunya adalah dengan mengakhiri kebijakan-kebijakan eksploitatif dari Negara-negara Barat yang berideologi kapitalisme itu. Sudah saatnya Indonesia tidak mengekor ideologi tersebut dan berani mengucapkan selamat tinggal kepada ideologi yang telah menyengsarakan banyak penduduk bumi ini.



sumber : google.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar